Kamis, 11 Juli 2013

Eksploitasi Hutan Tele Rusak Lingkungan

konservasi
Eksploitasi Hutan Tele Rusak Lingkungan

Samosir, Warga yang tergabung dalam Forum Peduli Samosir Nauli menilai Pemerintah Kabupaten Samosir tidak mempunyai visi lingkungan. Mereka mendesak Bupati Samosir Mangindar Simbolon untuk menghentikan operasionalisasi PT Gorga Duma sari dalam mengeksploitasi Hutan Tele yang merupakan daerah resapan air Danau Toba.

     Tuntutan itu mereka sampikan dalam unjuk rasa yang diikuti sekitar 1.000 orang di halaman Kantor Bupati Samosir, Sumatera Utara, Senin (10/6). Unjuk rasa ini melibatkan berbagai kalangan seperti petani, mahasiswa, akademisi, pengacara, dan aktivis gereja. Hadir juga Uskup Agung Medan Mgr A.G. Pius Datubara OFMCap dan mantan Bupati Samosir Wilmar Simanjorang.

     Unjuk rasa dimulai dengan pengumpulan massa di Terminal Pangururan sekitar pukul 08.00. Setelah itu, massa bergerak ke Kantor Bupati Samosir dengan mengendarai sepeda motor, truk, dan mobil.

     Massa disambut oleh puluhan polisi dan anggota Satuan Polisi Pamong Praja Samosir. Pengunjuk rasa kemudian bergiliran berorasi.
     Dalam orasinya, pengunjuk rasa menuding Mangindar tidak bertanggung jawab terhadap konservasi alam Danau Toba. Ini ditandai dengan pemberian Izin Lokasi atas tanah seluas 800 hektar kepada PT Gorga Duma Sari (PT GDS). Dalam izin itu, Mangindar memasukan Hutan Tele dalam katagori areal penggunaan lain (APL).

Izin tersebut diperkuat dengan Izin Prinsip Penanaman Modal oleh Badan Penanaman Modal dan izin Pemanfaatan Kayu oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan Samosir. “Dengan izin ini, hutan Tele rusak,” kata Koordinator Forum Peduli Samosir Nauli(Forum Pesona) Manggaliat Simarmata.

     Koordinator Aksi Forum Pesona Fernando Sitanggang menambahkan, PT GDS telah merusak 200 hektar hutan Tele di Desa Hariara Pintu Kecamatan Harian, Kabupaten Samosir itu. Mereka membuka jalan, memasukan alat-alat berat, menebang kayu dan mengangkutnya keluar areal hutan. 

     Fernando menjelaskan, tidak ada katagori APL untuk hutan di Samosir. Dengan demikian, seluruh aktivitas PT GDS adalah ilegal.

     Selain itu, izin tersebut tidak disertai analisa mengenai dampak lingkungan (Amdal). Untuk itu, fernando beserta rekan-rekannya menuntut agar Bupati samosir Mangindar mencabut izin PT GDS tersebut.


Uskup Agung Medan Mgr A.G. Pius Datubara OFMCap dan mantan Bupati Samosir Wilmar Simanjorang berbagi informasi sebelum berunjuk rasa, Senin (10/6)

Diwarnai kericuhan
     Keinginan pengunjuk rasa bertemu Mangindar gagal lantaran dia tengah ke Medan menghadiri acara pisah sambut Pangdam I/Bukit Barisan. Pengunjuk rasa kemudian ditemui Kepala bagian Humas Samosir Franklin Sigalingging dan Asisten Pemerintahan III Penas Sitanggang. Namun pengunjuk rasa menolaknya dengan alasan Penas tidak mempunyai surat tugas sebagai pelaksana harian Bupati. Penas hanya menunjukkan penugasannya via pesan singkat (SMS). “Itu tidak sah kalau penugasan hanya lewat SMS,” kata Wilmar.

     Setelah Penas Pergi, datang Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan YC Hutauruk. Kepada YC, pengunjuk rasa mendesak agar dia segera mencabut Izin Pemanfaatan Kayu. Bahkan, Uskup Agung Pius meminta YC untuk melihat secara nyata kerusakan lingkungan akibat ulah PT GDS dan pemberian izin yang salah. 

     “Saya tidak dapat mencabut izin itu karena saat ini dalam penyelidikan polisi. Forum Pesona kan telah melapor ke Polda Sumut,” ujarnya.

     Namun, penjelasan tersebut dibalas dengan hujatan oleh massa. Bersamaan dengan itu, tiba-tiba seseorang melempar batu ke arah YC dan aparat. Diikuti beberapa orang lain. Lalu terjadi dorong-mendorong antara pengunjuk rasa dan anggota Polisi Pamong Praja. Sesaat halaman kantor Bupati Samosir hujan batu. Seorang staf Dinas Kehutana  dan Perkebunan S Simatupang bocor kepalannya terkena lemparan batu.


Massa dari Forum Peduli Samosir Nauli saling dorong dengan anggota Satuan Polisi Pamong Praja Samosir saat berunjuk rasa di Kantor Bupati Samosir, Senin (10/6). Mereka menuntut pemerintah Kabupaten Samosior mencabut izin PT Gorga Duma Sari yang mengeksploitasi Hutan Tele, hutan daerah resapan Danau Toba.


     Saat kondisi mereda, Kepala Kepolisian Resor Samosir Ajun Komisaris Besar Donny Damanik berdialog dengan pengunjuk rasa. Pengunjuk rasa meminta Donny memberi garis polisi di lokasi eksploitasio PT GDS, sekitar 20 km dari Kantor Bupati Samosir. “Jangan paksa saya untuk melakukan sesuatu di luar kapasitas saya,” kata Donny.

     Massa kemudian rehat untuk makan siang. Sekitar pukul 14.00, mereka kembali berorasi.

     Sore harinya, warga datang ke Tele, namun dihadang warga Hariara. Mereka menutup jalan dengan portal. Warga juga berbaris menghadang massa Forum Pesona.
                

Selasa, 02 Juli 2013

Aceh Gempa Lagi

Kursi tempat duduk sya bergoyang. Air dalam gelas ikut bergolak. Seperti ada yang mengayun gedung tempat saya berada. Saya sedang berada di lantai 2 Hotel Santika Medan, menunggu konferensi pers acara APEC, Selasa (2/7). "Sepertinya ada gempa." begitu yang terlontar dari sebagian isi ruangan.

Benar saja. Gempa kembali menggoncang Aceh. Kali ini berpusat di darat di Kabupaten Bener Meriah. Berikut info resmi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

Info pukul 15.19
Telah terjadi gempabumi 6,2 SR pada Selasa (2/7) pukul 14:37:03 WIB di Provinsi Aceh. Pusat gempa di daratan berada 35 km BaratDaya Kab. Benermeriah atau 43 km Tenggara Kab. Bireuen, atau 50 km BaratLaut Kab. Aceh Tengah, atau 181 km Tenggara Banda Aceh. Sumber kedalaman gempa 10 km. Gempa tidak menimbulkan potensi tsunami.

Gempa dirasakan sangat kuat selama sekitar 15 detik oleh masyarakat di Kab. Benermeriah hingga Banda Aceh. Masyarakat panik dan  berhamburan ke luar rumah. Posko BNPB telah konfirmasi ke BPBD Provinsi Aceh dan BPBD Kab. Benermeriah. Berdasarkan peta guncangan gempa, di sekitar Kab. Benermeriah dampak gempa mencapai V-VI MMI (sedang hingga kuat). Belum ada laporan korban dan kerusakan. BPBD masih melakukan pendataan.
  
Info pukul 15.40
UPDATE GEMPA 6,2 SR

Menurut laporan sementara BPBD Benermeriah, korban akibat gempa 6,2 SR terdapat 5 orang luka-luka dan dibawa ke rumah sakit, 10 unit rumah rusak. BPBD masih melakukan pendataan. Posko BNPB masih terus memantau perkembangan. Info Fauzi Kepala Pelaksana BPBD Benermeriah (085277898833)


Info pukul 21.14

BNPB KIRIM TIM REAKSI CEPAT KE ACEH UNTUK TANGANI GEMPA 6,2 SR

Kepala BNPB telah memerintahkan tim reaksi cepat penanggulangan bencana untuk melakukan kaji cepat dampak kerusakan akibat gempa bumi 6,2 SR di Aceh. Malam ini pukul 21.00 Wib dengan menggunakan pesawat khusus Susie Air akan berangkat ke Aceh. Tim terdiri dari BNPB, SRC PB (Satuan Reksi Cepat Penanggulangan Bencana), Kementerin Sosial, Kementerian PU dan Kementerian Kesehatan.

BNPB terus melakukan koordinasi dengan BPBA untuk melakukan penanganan darurat. Beberapa daerah yang parah mengalami kerusakan adalah di Kabupten Bener Meriah dan Aceh Tengah.

Data sementara dari BPBA Bener Meriah dilaporkan 1 orang meninggal,  puluhan orang luka, 22 rumah rusak berat dan 2 masjid rusak berat di daerah Cekal dan Sumber Jaya. Dilaporkan beberapa ruas jalan retak dan tertimbun longsor.

Sedangkan BPBA Aceh Tengah, melaporkan terdapat 1 orang anak meninggal dunia, 140 orang luka-luka dan dibawa ke rumah sakit, 300 unit rumah rusak berat/ringan, 1 ruas jalan terputus di Km 92  Takengon, Kec Kebayakan, Kp Muliye. Korban meninggal karena tertimbun rumah yang runtuh di desa Bah, Belang Mancung, Kec Ketol, Kab Aceh Tengah.

Pendataan masih dilakukan. BPBA bersama TNI, Polri, Tagana, PMI, relawan dan masyarakat melakukan penanganan darurat. Upaya pencarian dan penyelamatan korban terus dilakukan.

Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB

Tahun lalu, saya harus ke Simeulue untuk meliput setelah gempa berkekuatan 8,5 SR. Bersyukur karena waktu itu tak ada korban jiwa, hanya warga panik.








Seorang  pasien Rumah Sakit Umum Daerah Simeulue, Aceh, menghubungi rekannya saat dirawat di tempat parkir, Kamis (12/4/2012). Pengelola RSUD Simeulue memindahkan para pasien ke tempat parkir untuk sementara menyusul gempa 8,5 SR yang mengguncang Simeulue.



 
Gempa sangat akrab dengan warga Aceh. Semoga kali ini tak ada korban jiwa. Amien.